Seluk Beluk Hepatitis B
Tidak banyak yang tahu, bahwa virus hepatitis bisa lebih berbahaya
ketimbang virus HIV. Pasalnya, virus hepatitis B dapat menginfeksi 50 sampai
100 kali lebih besar daripada HIV. Dari 7 jenis virus hepatitis, yaitu
hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G, virus hepatitis B dan C adalah jenis virus
yang paling berbahaya, sebab dapat berkembang menjadi kanker hati.
Hepatitis B adalah infeksi menular yang menyerang hati (liver) yang
disebabkan oleh virus HBV. Virus ini hanya dapat menular melalui kontak darah
atau cairan tubuh lainnya dengan orang yang terinfeksi, seperti: transfusi
darah, penggunaan jarum suntik khususnya untuk pengguna narkoba suntik, kontak
seksual, penggunaan peralatan makan yang sama dengan orang yang terinfeksi,
proses kelahiran dan kehamilan dari ibu yang terinfeksi, dan sebagainya.
Sebaliknya, virus ini tidak bisa menular melalui sentuhan atau
kontak biasa, dan tidak menyebar dari makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Gejala-gejala. Jika tubuh kita terinfeksi HBV, ada beberapa gejala
yang menandainya, yaitu:
Warna kulit menjadi lebih kuning (jaundice/sakit kuning)
Warna urine menjadi lebih gelap
Mudah lelah atau seringkali merasa lelah yang teramat sangat
Mual
Muntah
Sakit di bagian perut.
Butuh waktu berbulan-bulan, bahkan setahun untuk bisa sembuh dari
gejala-gejala itu. Dan jika tidak segera ditangani, HBV bisa menyebabkan
infeksi hati yang kronis, yang kemudian dapat berkembang menjadi sirosis hati
atau kanker hati. Jika sudah pada tahap sirosis, dapat menyebabkan kematian
pada penderitanya.
Bahaya pada anak. Kapan infeksi virus hepatitis B menjadi kronis
tergantung pada usia berapa seseorang terinfeksi. Jika seseorang terinfeksi
ketika masa kanak-kanak, maka akan lebih besar kemungkinan infeksi itu
berkembang menjadi infeksi yang lebih kronis.
Sekitar 90 persen bayi yang terinfeksi virus ini pada tahun
pertama, akan berkembang menjadi infeksi kronis. Sementara pada anak-anak yang
terinfeksi pada usia antara satu sampai empat tahun, sekitar 30 sampai 50
persennya akan berkembang menjadi infeksi kronis. Dan sekitar 25 persen orang
dewasa meninggal karena kanker hati, dimana ia terinfeksi HBV sejak masa
kanak-kanaknya. Namun, sekitar 90 persen orang dewasa sehat yang baru terinfeksi
HBV dapat sembuh dan virus bisa hilang dalam jangka waktu enam bulan.
Imunisasi itu penting! Itulah sebabnya, mengapa imunisasi vaksin
hepatitis B sangat diperlukan sejak kecil, untuk menghindari anak terkena virus
hepatitis B. Dan vaksinasi harus diberikan tiga sampai empat dosis, sesuai
dengan jadwal imunisasi rutin.
Jika rangkaian vaksin hepatitis sudah diberikan secara lengkap,
maka sekitar 95 persen antibodi pada bayi, anak-anak, dan dewasa muda, dapat
melindungi tubuh dari virus HBV. Setelah usia 40 tahun, perlindungan dari
vaksin tersebut turun menjadi sekitar 90 persennya.
Adakah obatnya? Kini penderita hepatitis B sudah bisa sedikit
bernapas lega. Obat untuk mengobati penyakit ini sudah ditemukan. Ada empat
jenis obat yang bisa digunakan, yaitu lamivudin, adefovir, entecavir, atau
peginterferon alfa-2a, yang bisa dikonsumsi dengan cara ditelan (oral) atau
injeksi.
Namun penggunaan obat-obatan tersebut masih juga ada kekurangannya.
Selain efek samping yang mungkin terjadi, penggunaan obat-obatan hepatitis B
harus dilakukan secara rutin dan tidak boleh putus hingga pasien sembuh. Kalau
tidak, maka tubuh akan kebal terhadap obat, dan resisten. Selain itu, harga
obat-obatan itu masih cenderung mahal di Indonesia. Harganya bisa sekitar Rp. 2
juta untuk sekali minum/suntik.
Jadi, lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?
Redaksi Ayahbunda-Online
Folback + commenback gan
BalasHapushttp://novaibnu.blogspot.com
oke brayyy
BalasHapus