Rabu, 06 Maret 2013

TRANSFORMASI MASYARAKAT DENGAN METODE ROSULULLAH



METODE ROSULULLAH DALAM TRANSFORMASI MASYARAKAT


Masyarakat adalah dinamis dan berubah dari waktu ke waktu. Sejarah merupakan saksi bagi banyak perubahan masyarakat di dunia ini (1) Negara-negera Eropa berubah dari negara teokrasi ke negara-bangsa yang sekuler. Rusia berubah dari sistem feodal ke sistem komunis, dari komunis berubah menuju kapitalis. Perubahan di Turki dari sebuah negara Islam (Khilafah Islam) menjadi negara republik-sekuler.
Ada beberapa hal yang sama dari beberapa perubahan tersebut. Antara lain, perubahan diatas bersifat revolusioner. Dalam pengertian terjadi perombakan yang mendasar dan menyeluruh dari masyarakat tersebut yang tercermin dalam dasar ideologi negara dan bentuk negara. Perubahan diatas juga, bukanlah perubahan yang sifatnya individual. Dalam pengertian bahwa perubahan itu tidaklah terjadi lewat perubahan dari individu ke individu, sehingga berubahnya individu-individu dalam masyarakat tersebut menyebabkan secara otomatis terjadi perubahan masyarakat.
Perubahan Rusia menjadi negara komunis , bukanlah diawali dari perubahan individu-individu masyarakat Rusia. Namun diawali oleh adanya ide komunis yang dianut oleh sekelompok orang (group of people) yang mengambil alih negara dan merubah masyarakatnya (secara paksa) agar sejalan dan mengikuti ide mereka (komunis). Ketika revolusi Bolsheviks mengambil alih kekuasaan tersebut, kelompok tersebut bukanlah mayoritas dan bukan pula mencerminkan pandangan mayoritas (mayority view). Demikian pula perubahan dari komunis ke kapitalis bukanlah berasal dari bawah (button up), tapi lebih bersifat dari atas (top dawn) dengan perestroika dan glasnot-nya.
Mirip dengan itu , Eropa tidak berubah dari masa kegelapan (the dark age) ke masa pencerahan dengan perubahan dari individu ke individu. Namun perubahan diawali dari munculnya sekelompok orang pemikir dan philosof yang tercerahkan. Mereka melakukan pertarungan pemikiran , mengkritik para bangsawan dan pendeta. Mereka juga secara instens menyadarkan masyarakat tentang kerusakan sistem teokrasi . Sampai kemudian pengaruh mereka berhasil menghantarkan mereka pada kekuasaan. Pertarungan pemikiran dan pengaruh tersebut terjadi terus menerus , sampai kemudian terjadi ‘gerakan massa’, seperti yang terjadi pada revolusi Perancis.
Daulah Khilafah (Turki) berubah menjadi negara sekuler , bukanlah karena kelompok Turki Muda (Young Turk) merubah tiap-tiap individu rakyat. Turki Muda dibawah pimpinan at Tartuk, menguasai Turki setelah didukung oleh kekuatan imperialis Inggris. Dengan cara itu kemudian mereka merombak bentuk negara dan hukum yang berlaku. Masyarakat kemudian dipaksa untuk menerima itu.
Demikian juga perubahan masyarakat yang terjadi di jazirah Arabia yang dipimpin oleh Rosulullah SAW. Muhammad SAW dibawah perintah wahyu, merubah masyarakat kesukuan (tribal society) menjadi masyarakat Islam. Dan kemudian menjadi kekuatan global dunia yang sangat dahsyat.
Pelajaran dari Rosulullah
Berbicara tentang transformasi (perubahan ) masyarakat paling tidak terdapat tiga perkara penting yang harus diamati di dalamnya (2) . Pertama, bagaimana bentuk persoalan pada masyarakat tersebut. Kedua, bagaimana bentuk perubahan yang terjadi yang terjadi. Ketiga, bagaiman bentuk aksi yang dilakukan. Keempat, siapa yang melakukan perubahan. Kita akan menganalisis proses transformasi yang dilakukan oleh Rosulullah dalam empat perkara tersebut.
1. Problem Sosial atau individual ?
Merumuskan terlebih dahulu bentuk problem dalam masyarakat adalah sangat penting, sebelum berbicara tentang perubahan masyarakat yang terencana (planned social change). Kesalahan dalam menentukan problem ini berakibat fatal dalam bentuk perubahan apa yang harus dilakukan . Dan tentunya ini berakibat pada kegagalan.
Bentuk problem itu bisa dibedakan atas dua , sosial dan individual. Problem sosial , berarti perubahannya yang dilakukan juga bersifat menyeluruh (bukan individual). Untuk mengatasi problem sosial, kita perlu mengubah institusi sosial, sistem sosial, dan norma-norma sosial yang sebelumnya berlaku di masyarakat. Singkatnya harus ada perubahan sosial, bukan individual. Sebagai contoh, kalau ditengah masyarakat terdapat beberapa orang yang miskin. Kemungkinan problem yang dihadapi adalah personal . Bisa jadi orang-orang tersebut lemah atau sakit, akibatnya dia tidak bisa bekerja. Atau karena malas. Masalah seperti ini bisa dipecahkan secara personal. Misalnya orang tersebut diberikan santunan rutin. Akan tetapi kalau yang miskin di tengah masyarakat tersebut menyeluruh (hampir sebagian besar) seperti kasus Indonesia , itu adalah problem sosial . Harus dipecahkan secara sosial (kolektif) bukan individual. Pemecahannya adalah dengan mengganti sistem kapitalisme yang menyebabkan kemiskinan masyarakat tersebut.
Melihat problem yang dihadapi Rosulullah saat beliau diutus sebagai Rosul di Mekkah adalah problem sosial. Kerusakan terjadi pada masyarakat Arab hampir diseluruh aspek kehidupan. Mereka memiliki keyakinan yang rendahan seperti menyembah pada selain dari Allah . Pandangan hidup mereka juga dangkal dan sempit, hanya sebatas dunia. Mereka juga diikat oleh ikatan-ikatan yang rapuh dan busuk, seperti kesukuan atau ikatan kepentinganan. Sangat sering terjadi perselisihan akibat persoalan kesukuan ini. Ukuran baik dan buruk adalah kemanfaatan yang memuaskan egoisme dan hawa nafsu. Tradisi-tradisi yang berkembang juga sangat tidak sesuai dengan fitrah manusia. Dengan alasan malu dan takut miskin mereka membunuh anak-anak perempuan mereka. Kemiskinan merajalela. Penindasan penguasa terhadap yang miskin dan lemah terjadi dimana-mana. Kemaksiatan juga berkembang dalam berbagai bentuknya. Penipuan dan kecurangan dalam perdagangan dan kriminalistas demikian tinggi. Ini berarti problem yang dihadapi Rosulullah adalah problem sosial.
Hal yang sama terjadi di Indonesia saat ini. Bisa disebut hampir seluruh aspek kehidupan mengalami kemunduran dan kerusakan. Sehingga persoalan Indonesia adalah problem sosial, bukan masalah individual.
2. Perubahan parsial/personal atau perubahan menyeluruh menyeluruh ?
Melihat persoalan yang dihadapi oleh Rosulullah merupakan problem sosial, maka sangatlah beralasan kalau perubahan yang dilakukan oleh Rosulullah juga adalah perubahan sosial yang mendasar dan menyeluruh bukan individual dan parsial . Lewat bimbingan wahyu Rosulullah melakukan perubahan secara menyeluruh dan mendasar (inqilabiyah ) bukan individual dan parsial . Rosulullah juga bukan merubah individu masyarakat satu persatu, atau menunggu individu masyarakat Mekkah berubah dulu semua. Berdasarkan apa yang dilakukan oleh Rosullah , pandangan perubahan gradual dari individu, keluarga, masyarakat kemudian negara tidak terbukti sama sekali.
Rosulullah mengawali perubahan masyarakat dengan merubah keyakinan mendasar mereka (aqidah). Aqidah Islam ini kemudia menjadi dasar dari perubahan individu maupun masyarakat (spritual maupun politis). Rosulullah juga melakukan perubahan nilai-nilai dan hukum yang berlaku di Masyarakat secara menyeluruh. Perkara penting lain yang dilakukan oleh Rosulullah adalah merubah struktur pemerintahan pada waktu itu, menjadi pemerintahan dan bentuk negara yang didasarkan pada Islam. Perubahan ini sangat penting karena negara dan pemerintahan adalah penguasa yang akan menerapkan seluruh hukum dan menjaga nilai-nilai yang berkembang di tengah masyarakat secara menyeluruh.
3. Aksi reformasi individual atau kolektif ?
Perubahan yang menyeluruh tentunya menuntut aksi pemecahan yang menyeluruh juga, tidak bisa secara individual atau parsial.
Melihat perubahan yang harus dilakukan oleh Rosulullah adalah perubahan yang menyeluruh , aksi yang dilakukan juga tentunya bukanlah aksi individual. Dalam pengertian Rosullah bukanlah menunggu perubahan individu seluruh masyarakat terlebih dahulu. Tidak ditemukan bukti sama sekali bahwa Rosululah melakukan perubahan dari satu individu ke individu yang lain , sampai seluruh masyarakat Makkah pada waktu itu menjadi muslim.
Ketika Rosululah mendapat tanggung jawab untuk menyebarluaskan Islam, saat itu Rosulullah saw mengumpulkan orang-orang disekitarnya yang mengimani misi kenabian yang dibawanya. Rosulullah SAW mengajak masyarakat tanpa menunggu terlebih dahulu seluruh keluarganya atau sanak saudaranya untuk mengimani misi kerosullannya terlebih dahulu. Rosul misalnya tidak menunggu pamannya Abu Thalib masuk Islam dulu, baru kemudian dakwah ke luar keluarga.
Rosulullah saw ketika memulai dakwahnya di Mekkah, namun tidak menunggu seluruh individu masyarakat Mekkah mengimaninya . Rosul juga mengajak orang-orang di luar Makkah untuk mengimani risalahnya, seperti pemuka-pemuka Madinah atau Thaif. Bahkan ketika Rosulullah menegakkah negara Islam di Madinah, tidak semua penduduk Madinah beragama Islam. Pada waktu itu Madinah dihuni oleh tiga kelompok besar. Pertama, kelompok muslim dari kalangan Muhajiran dan Anshor. Jumlah mereka mendominasi penduduk Madinah. Kedua, kelompok musrik yang terdiri dari Bani Aus dan Khajraj yang belum memeluk agama Islam. Ketiga, kelompok Yahudi yang terbagi dalam empat golongan . Satu bermukim dipusat kota Madinah(Bani Qainuqa) , dan tiga golongan lainnya bermukim di pinggiran kota Madinah (Bani Nadhir, Khaibar, dan Quraizhah) . Dengan demikian tidak ada bukti untuk mengatakan bahwa Rosulullah SAW merubah masyarakat dengan perubahan dari individu ke individu.
3. Kelompok ritual-sosial atau kelompok ideologis-politik ?
Setiap perubahan pastilah memerlukan agen perubahan (chance agency). Perubahan yang bersifat menyeluruh mulai dari akar , landasan masyarakat dan pemerintahan , nilai-nilai dan sistem hukum , sampai instutusi negara dan pemerintahan , tentunya membutuhkan agen perubahan yang bersifat ideologis-politik. Agen ini bersifat ideologi karena dia melakukan perombakan terhadap seluruh tatanan nilai sampai aturan yang praktis di sebuah masyrakat. Bersifat politik karena perubahan ini dalam konteks perubahan pengaturan masyarakat secara menyeluruh yang membutuhkan kekuasaan oleh satu institusi negara. Karena itu dalam sejarah perubahan yang terjadi di Eropa dari teokrasi ke sekuler, di Rusia dari feodal ke komunis dilakukan oleh agen-agen perubahan yang bersifat ideologis-politis. Bukan kelompok-kelompok ritual- sosial.
Demikian pula yang dilakukan oleh Rosullah bersama sahabat-sahabatnya. Kelompok Rosulullah adalah kelompok yang bersifat ideologis-politik sehingga bisa disebut sebagai partai politik . Hal ini karena Rosulullah melakukan perubahan yang menyeluruh dan mendasar dari pandangan hidup , nilai-nilai masyarakat , aturan masyarakat, sampai institusi-institusi politik maupun sosial di masyarakat pada waktu itu. Dalam ilmu sosiologi apa yang dilakukan oleh Rosulullah ini sering disebut revolusi(3)

Fakta Masyarakat

Untuk lebih memahami perubahan masyarakat mendasar dan menyeluruh yang dilakukan Rosulullah, perlu dipahami terlebih dahulu fakta dari sebuah masyarakat. Kesalahan memahami fakta masyakat bisa berakibat pada kesalahan dalam merubah masyarakat tersebut. Pada dasarnya , dalam sebuah masyrakat individu-individu tidak akan bisa banyak mempengaruh masyakat, akan tetapi masyarakatlah yang mempengaruhi individu tersebut.
Imam Ali bin Abi Thalib dalam salah satu khutbahnya, dalam Nahjul Balaghah menjelaskan:”Hai manusia, sesungguhnya yang membentuk suatu masyarakat adalah perasaan bersama untuk setuju dan tidak setuju. Sungguh, hanya satu orang yang telah membunuh unta betina Tsamud, tetapi Allah menghukum mereka semua, sebab mereka mengiyakan perbuatannya. Maka Allah SWT berfirman : Mereka membunuhnya, lalu mereka menyesal (QS 26:157) Eksistensi masyarakat berimplikasi eksistensi masalah masyarakat (social problem), Karen itu tidak mungkin akan memecahkan masalah masyarakat dengan memecahkan permasalahan individual. (Jalaluddin Rahmat, Rekayasa Sosial , hlm viii)
Bukti bahwa keberadaan kumpulan individi-individu tidak otomatis merubah masyarakat, bisa dilihat dari banyaknya pemuda-pemuda Islam yang tinggal di masyrakat non muslim seperti Eropa. Mereka meskipun banyak tetap tidak bisa merubah masyarakat Eropa yang sekuler. Bahkan sebaliknya, banyak diantara mereka yang justru dipengaruhi oleh kehidupan sekuler dari masyarakat Eropa.
Masyarakat bukanlah semata-mata kumpulan individu-individu, sehingga kalau individu tersebut baik otomatis masyarakat akan berubah. Sekelompok individu yang berkumpul tidaklah lantas membentuk masyarakat. Limapuluh ribu orang yang berada di stadion sepakbola tidaklah membentuk masyarakat (society) . Mereka baru bisa disebut kerumunan atau dalam bahasa sosiologi disebut crowd (kerumunan) . Sementara itu limapuluh ribu orang yang tinggal disebuah kota, bisa disebut masyarakat. Berbeda halnya dengan crowd tadi , sekumpulan individu ini melakukan interaksi bersama dan hubungan (relationship) yang didasarkan pada pemikiran pemikiran dan perasaan yang sama. Interaksi ini kemudian diatur oleh sebuah otoritas yang berwenang (berupa aturan-aturan yang diterapkan oleh negara), yang juga didasarkan pada pemikiran yang sama. Dengan demikian masyakat merupakan sekompok orang yang diikat bersama-sama oleh pemikiran dan perasaan bersama tertentu (common though and sentiments) yang diatur oleh seperangkat aturan oleh lembaga yang berwenang (seperti negara).
Karena masyarakat bukanlah semata-mata kumpulan individu, tentunya masyarakat tidak bisa diubah hanya dengan merubah individu-individu tersebut. Namun haruslah ada perubahan terhadap pemikiran, perasaan, berikut aturan-aturan bersama di tengah-tengah masyarakat tersebut. Jika masyarakat diikat oleh pemikiran dan perasaan bersama yang diatur oleh negara atau pemerintah, maka jika pemikiran dan perasaan bersama itu berubah akan berubah pula masyarakat tersebut berikut aturan-aturannya. Demikianlah yang dilakukan oleh Rosullah SAW ketika merubah masyrakat sampai tegaknya Daulah Islam di Madinah.

Perubahan yang dilakukan Rosulullah

Melihat dari kehidupan Rosulullah saw kita menemukan metode yang dia lakukan sesuai dengan fakta masyarakat diatas. Rosulullah saw mulai dengan mengumpulkan orang disekitarnya selama tiga tahun. Dia membimbing mereka di al Arqom secara mendalam tentang Islam. Setelah masa tiga tahun tersebut Allah SWT memerintahkan Rosulullah untuk terjun langsung ke masyarakat. Memasuki tahap interaksi langsung secara terbuka di tengah masyarakat (Al Hijr-94)
Sejak perintah ini turun Rosulullah SAW mulai menyerang ide-ide rusak yang berkembang di tengah masyarakat pada waktu itu, seperti mengubur bayi wanita karena malu, kecurangan dalam perdagangan, mengambil riba, membabibuta mengikuti keyakinan para pendahulu mereka (nenek moyang ) dan banyak lagi. Adalah penting untuk diperhatikan bahwa saat itu Rosullah mengubah ide-ide masyarakat yang rusak, Rosulullah tidak melakukan aksi praktis secara langsung atau kekerasan bersenjata. Apa yang dilakukan oleh Rosulullah adalah menyerang dan merubah ide-ide mapan yang selama ini diyakini dan dipegang teguh oleh masyarakat. Wajar kalau kemudian muncul perlawanan terhadap tindakan rosulullah ini terutama oleh para pemimpin-pemimpin masayrakat pada waktu itu.
Pada masa 12 tahun kenabiannya Rosulullah SAW mengirim Musab ibn Umair ke Madinah. Dia melakukan perubahan ide-ide umum yang berkembang di Madinah menuju ide-ide Islam. Berbeda dengan Mekkah, masyakat Madinah tidak anti Islam , mereka kemudian menerima Islam. Masyakat Madinah bukanlah masyarakat yang sempurna semua, tidak semua dari mereka memeluk Islam, disana juga terdapat Abdullah bin Ubay yang sangat anti Islam. namun Islam bisa diterima sebagai pemikiran umum dan perasaan umum di tengah masyarakat Madinah. Rosulullah kemudian hijrah ke Madinah menjadi kepala negara di sana dengan menerapkan hukum-hukum Islam. Penerimaan Rosulullah sebagai kepala negara setelah sebelumnya tokoh-tokoh masyarakat (elit-elit politik) dari suku Auz dan Khazraj menerima Rosulullah dan menyerahkan kekuasaan kepada Rosulullah. Jadi dengan merubah pemikiran umum dan mengambil kekuasaan , Rosullah berhasil merubah masyarakat Madinah dengan kepercayaan dan nilai-nilai Islam. Dalam perkembangannya kemudian juta-an orang kemudian masuk Islam dan tunduk kepada sistem Islam.
Kesimpulannya, merubah masyarakat tidak bisa dengan hanya mengubah individunya. Karena masyarakat bukanlah sekedar kumpulan individu. Masyarakat terdiri dari individu-individu yang diikat bersama oleh pemikiran umum tertentu yang ditegakkan dan disebarluaskan oleh negara. Rosullah tidak melakukan perubahan dari individu ke individu , atau menunggu seluruh individu berubah terlebih dahulu, tapi Rosullah melakukan perubahan pemikiran dan perasaan di tengah masyarakat yang kemudian ditegakkan dan dipelihara dengan kekuasaannya sebagai kepala negara. 


Catatan kaki:
(1) Filsuf sosial Jerman Oswald Spengler, berpandangan bahwa setiap peradaban besar menjalani peroses penahapan kelahiran, pertumbuhan dan keruntuhan.
(2) Philip Kotler memberikan defenisi yang bagus tentang problem sosial, perubahan sosial dan aksi sosial.
- Problem sosial :kondisi tertentu dalam masyarakat yang dianggap tidak enak atau mengganggu oleh sebagian anggota masyarakat dan dianggap dapat dikurangi atau dihilangkan melalu upaya bersama (kolektif)
- Perubahan sosial. Terjadinya perubahan bentuk dan fungsionalisasi kelompok. Lembaga, atau tatanan sosial yang penting.
- Aksi sosial. Tindakan kolektif untuk mengurangi atau mengatasi masalah sosial (lihat Jalaluddin Rahmat , Rekayasa Sosial hlm. 82)
(3) Bandingkan dengan pendapat yang menjelaskan situasi revolusi. Situasi revolusi terjadi apabila:
- Pada sebuah polity muncul para penantang (oposisi politik atau disiden) yang mengajukan klaim untuk menguasai pemerintahan. Pada tahap ini muncul ideologi dan pemimpin revolusi. Biasanya pemimpin revolusi ini terdiri dari para cendikiawan atau pemimpin kharismatis
- Para pemimpin revolusi memperoleh dukungan dari sejumlah besar populasi, dalam bentuk perkataan, tindakan dan sumbangan sumber daya.
- Pemerintah tidak lagi dapat menguasai para penantang.(lihat Jalaluddin Rahmat , Rekayasa sosial hlm 210)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar