METODE ROSULULLAH DALAM TRANSFORMASI MASYARAKAT
Masyarakat adalah
dinamis dan berubah dari waktu ke waktu. Sejarah merupakan saksi bagi banyak
perubahan masyarakat di dunia ini (1) Negara-negera Eropa berubah
dari negara teokrasi ke negara-bangsa yang sekuler. Rusia berubah dari sistem
feodal ke sistem komunis, dari komunis berubah menuju kapitalis. Perubahan di
Turki dari sebuah negara Islam (Khilafah Islam) menjadi negara
republik-sekuler.
Ada
beberapa hal yang sama dari beberapa perubahan tersebut. Antara lain, perubahan
diatas bersifat revolusioner. Dalam pengertian terjadi perombakan yang mendasar
dan menyeluruh dari masyarakat tersebut yang tercermin dalam dasar ideologi
negara dan bentuk negara. Perubahan diatas juga, bukanlah perubahan yang
sifatnya individual. Dalam pengertian bahwa perubahan itu tidaklah terjadi
lewat perubahan dari individu ke individu, sehingga berubahnya
individu-individu dalam masyarakat tersebut menyebabkan secara otomatis terjadi
perubahan masyarakat.
Perubahan Rusia menjadi negara komunis , bukanlah diawali dari
perubahan individu-individu masyarakat Rusia. Namun diawali oleh adanya ide
komunis yang dianut oleh sekelompok orang (group of people) yang mengambil alih
negara dan merubah masyarakatnya (secara paksa) agar sejalan dan mengikuti ide
mereka (komunis). Ketika revolusi Bolsheviks mengambil alih kekuasaan tersebut,
kelompok tersebut bukanlah mayoritas dan bukan pula mencerminkan pandangan
mayoritas (mayority view). Demikian pula perubahan dari komunis ke kapitalis
bukanlah berasal dari bawah (button up), tapi lebih bersifat dari atas (top
dawn) dengan perestroika dan glasnot-nya.
Mirip dengan itu , Eropa
tidak berubah dari masa kegelapan (the dark age) ke masa pencerahan dengan
perubahan dari individu ke individu. Namun perubahan diawali dari munculnya
sekelompok orang pemikir dan philosof yang tercerahkan. Mereka melakukan
pertarungan pemikiran , mengkritik para bangsawan dan pendeta. Mereka juga
secara instens menyadarkan masyarakat tentang kerusakan sistem teokrasi .
Sampai kemudian pengaruh mereka berhasil menghantarkan mereka pada kekuasaan.
Pertarungan pemikiran dan pengaruh tersebut terjadi terus menerus , sampai
kemudian terjadi ‘gerakan massa’, seperti yang terjadi pada revolusi Perancis.
Daulah
Khilafah (Turki) berubah menjadi negara sekuler , bukanlah karena kelompok
Turki Muda (Young Turk) merubah tiap-tiap individu rakyat. Turki Muda dibawah
pimpinan at Tartuk, menguasai Turki setelah didukung oleh kekuatan imperialis
Inggris. Dengan cara itu kemudian mereka merombak bentuk negara dan hukum yang
berlaku. Masyarakat kemudian dipaksa untuk menerima itu.
Demikian
juga perubahan masyarakat yang terjadi di jazirah Arabia yang dipimpin oleh
Rosulullah SAW. Muhammad SAW dibawah perintah wahyu, merubah masyarakat
kesukuan (tribal society) menjadi masyarakat Islam. Dan kemudian menjadi
kekuatan global dunia yang sangat dahsyat.
Pelajaran
dari Rosulullah
Berbicara
tentang transformasi (perubahan ) masyarakat paling tidak terdapat tiga perkara
penting yang harus diamati di dalamnya (2) . Pertama, bagaimana
bentuk persoalan pada masyarakat tersebut. Kedua, bagaimana bentuk perubahan
yang terjadi yang terjadi. Ketiga, bagaiman bentuk aksi yang dilakukan.
Keempat, siapa yang melakukan perubahan. Kita akan menganalisis proses
transformasi yang dilakukan oleh Rosulullah dalam empat perkara tersebut.
1. Problem Sosial atau individual ?
Merumuskan
terlebih dahulu bentuk problem dalam masyarakat adalah sangat penting, sebelum
berbicara tentang perubahan masyarakat yang terencana (planned social change).
Kesalahan dalam menentukan problem ini berakibat fatal dalam bentuk perubahan
apa yang harus dilakukan . Dan tentunya ini berakibat pada kegagalan.
Bentuk
problem itu bisa dibedakan atas dua , sosial dan individual. Problem sosial ,
berarti perubahannya yang dilakukan juga bersifat menyeluruh (bukan
individual). Untuk mengatasi problem sosial, kita perlu mengubah institusi
sosial, sistem sosial, dan norma-norma sosial yang sebelumnya berlaku di
masyarakat. Singkatnya harus ada perubahan sosial, bukan individual. Sebagai
contoh, kalau ditengah masyarakat terdapat beberapa orang yang miskin.
Kemungkinan problem yang dihadapi adalah personal . Bisa jadi orang-orang
tersebut lemah atau sakit, akibatnya dia tidak bisa bekerja. Atau karena malas.
Masalah seperti ini bisa dipecahkan secara personal. Misalnya orang tersebut
diberikan santunan rutin. Akan tetapi kalau yang miskin di tengah masyarakat
tersebut menyeluruh (hampir sebagian besar) seperti kasus Indonesia , itu
adalah problem sosial . Harus dipecahkan secara sosial (kolektif) bukan
individual. Pemecahannya adalah dengan mengganti sistem kapitalisme yang
menyebabkan kemiskinan masyarakat tersebut.
Melihat
problem yang dihadapi Rosulullah saat beliau diutus sebagai Rosul di Mekkah
adalah problem sosial. Kerusakan terjadi pada masyarakat Arab hampir diseluruh
aspek kehidupan. Mereka memiliki keyakinan yang rendahan seperti menyembah pada
selain dari Allah . Pandangan hidup mereka juga dangkal dan sempit, hanya
sebatas dunia. Mereka juga diikat oleh ikatan-ikatan yang rapuh dan busuk,
seperti kesukuan atau ikatan kepentinganan. Sangat sering terjadi perselisihan
akibat persoalan kesukuan ini. Ukuran baik dan buruk adalah kemanfaatan yang
memuaskan egoisme dan hawa nafsu. Tradisi-tradisi yang berkembang juga sangat
tidak sesuai dengan fitrah manusia. Dengan alasan malu dan takut miskin mereka
membunuh anak-anak perempuan mereka. Kemiskinan merajalela. Penindasan penguasa
terhadap yang miskin dan lemah terjadi dimana-mana. Kemaksiatan juga berkembang
dalam berbagai bentuknya. Penipuan dan kecurangan dalam perdagangan dan
kriminalistas demikian tinggi. Ini berarti problem yang dihadapi Rosulullah
adalah problem sosial.
Hal
yang sama terjadi di Indonesia saat ini. Bisa disebut hampir seluruh aspek
kehidupan mengalami kemunduran dan kerusakan. Sehingga persoalan Indonesia
adalah problem sosial, bukan masalah individual.
2. Perubahan parsial/personal atau perubahan menyeluruh menyeluruh ?
Melihat
persoalan yang dihadapi oleh Rosulullah merupakan problem sosial, maka
sangatlah beralasan kalau perubahan yang dilakukan oleh Rosulullah juga adalah
perubahan sosial yang mendasar dan menyeluruh bukan individual dan parsial .
Lewat bimbingan wahyu Rosulullah melakukan perubahan secara menyeluruh dan
mendasar (inqilabiyah ) bukan individual dan parsial . Rosulullah juga bukan
merubah individu masyarakat satu persatu, atau menunggu individu masyarakat
Mekkah berubah dulu semua. Berdasarkan apa yang dilakukan oleh Rosullah ,
pandangan perubahan gradual dari individu, keluarga, masyarakat kemudian negara
tidak terbukti sama sekali.
Rosulullah
mengawali perubahan masyarakat dengan merubah keyakinan mendasar mereka
(aqidah). Aqidah Islam ini kemudia menjadi dasar dari perubahan individu maupun
masyarakat (spritual maupun politis). Rosulullah juga melakukan perubahan
nilai-nilai dan hukum yang berlaku di Masyarakat secara menyeluruh. Perkara penting
lain yang dilakukan oleh Rosulullah adalah merubah struktur pemerintahan pada
waktu itu, menjadi pemerintahan dan bentuk negara yang didasarkan pada Islam.
Perubahan ini sangat penting karena negara dan pemerintahan adalah penguasa
yang akan menerapkan seluruh hukum dan menjaga nilai-nilai yang berkembang di
tengah masyarakat secara menyeluruh.
3. Aksi
reformasi individual atau kolektif ?
Perubahan
yang menyeluruh tentunya menuntut aksi pemecahan yang menyeluruh juga, tidak
bisa secara individual atau parsial.
Melihat perubahan
yang harus dilakukan oleh Rosulullah adalah perubahan yang menyeluruh , aksi
yang dilakukan juga tentunya bukanlah aksi individual. Dalam pengertian
Rosullah bukanlah menunggu perubahan individu seluruh masyarakat terlebih dahulu.
Tidak ditemukan bukti sama sekali bahwa Rosululah melakukan perubahan dari satu
individu ke individu yang lain , sampai seluruh masyarakat Makkah pada waktu
itu menjadi muslim.
Ketika
Rosululah mendapat tanggung jawab untuk menyebarluaskan Islam, saat itu
Rosulullah saw mengumpulkan orang-orang disekitarnya yang mengimani misi
kenabian yang dibawanya. Rosulullah SAW mengajak masyarakat tanpa menunggu
terlebih dahulu seluruh keluarganya atau sanak saudaranya untuk mengimani misi
kerosullannya terlebih dahulu. Rosul misalnya tidak menunggu pamannya Abu
Thalib masuk Islam dulu, baru kemudian dakwah ke luar keluarga.
Rosulullah
saw ketika memulai dakwahnya di Mekkah, namun tidak menunggu seluruh individu
masyarakat Mekkah mengimaninya . Rosul juga mengajak orang-orang di luar Makkah
untuk mengimani risalahnya, seperti pemuka-pemuka Madinah atau Thaif. Bahkan
ketika Rosulullah menegakkah negara Islam di Madinah, tidak semua penduduk
Madinah beragama Islam. Pada waktu itu Madinah dihuni oleh tiga kelompok besar.
Pertama, kelompok muslim dari kalangan Muhajiran dan Anshor. Jumlah mereka
mendominasi penduduk Madinah. Kedua, kelompok musrik yang terdiri dari Bani Aus
dan Khajraj yang belum memeluk agama Islam. Ketiga, kelompok Yahudi yang
terbagi dalam empat golongan . Satu bermukim dipusat kota Madinah(Bani Qainuqa)
, dan tiga golongan lainnya bermukim di pinggiran kota Madinah (Bani Nadhir,
Khaibar, dan Quraizhah) . Dengan demikian tidak ada bukti untuk mengatakan
bahwa Rosulullah SAW merubah masyarakat dengan perubahan dari individu ke
individu.
3. Kelompok ritual-sosial atau kelompok ideologis-politik ?
Setiap perubahan
pastilah memerlukan agen perubahan (chance agency). Perubahan yang bersifat
menyeluruh mulai dari akar , landasan masyarakat dan pemerintahan , nilai-nilai
dan sistem hukum , sampai instutusi negara dan pemerintahan , tentunya
membutuhkan agen perubahan yang bersifat ideologis-politik. Agen ini bersifat
ideologi karena dia melakukan perombakan terhadap seluruh tatanan nilai sampai
aturan yang praktis di sebuah masyrakat. Bersifat politik karena perubahan ini
dalam konteks perubahan pengaturan masyarakat secara menyeluruh yang
membutuhkan kekuasaan oleh satu institusi negara. Karena itu dalam sejarah
perubahan yang terjadi di Eropa dari teokrasi ke sekuler, di Rusia dari feodal
ke komunis dilakukan oleh agen-agen perubahan yang bersifat ideologis-politis.
Bukan kelompok-kelompok ritual- sosial.
Demikian
pula yang dilakukan oleh Rosullah bersama sahabat-sahabatnya. Kelompok
Rosulullah adalah kelompok yang bersifat ideologis-politik sehingga bisa
disebut sebagai partai politik . Hal ini karena Rosulullah melakukan perubahan
yang menyeluruh dan mendasar dari pandangan hidup , nilai-nilai masyarakat ,
aturan masyarakat, sampai institusi-institusi politik maupun sosial di
masyarakat pada waktu itu. Dalam ilmu sosiologi apa yang dilakukan oleh
Rosulullah ini sering disebut revolusi(3)
Fakta Masyarakat
Untuk
lebih memahami perubahan masyarakat mendasar dan menyeluruh yang dilakukan
Rosulullah, perlu dipahami terlebih dahulu fakta dari sebuah masyarakat.
Kesalahan memahami fakta masyakat bisa berakibat pada kesalahan dalam merubah
masyarakat tersebut. Pada dasarnya , dalam sebuah masyrakat individu-individu
tidak akan bisa banyak mempengaruh masyakat, akan tetapi masyarakatlah yang
mempengaruhi individu tersebut.
Imam
Ali bin Abi Thalib dalam salah satu khutbahnya, dalam Nahjul Balaghah
menjelaskan:”Hai manusia, sesungguhnya yang membentuk suatu masyarakat adalah
perasaan bersama untuk setuju dan tidak setuju. Sungguh, hanya satu orang yang
telah membunuh unta betina Tsamud, tetapi Allah menghukum mereka semua, sebab
mereka mengiyakan perbuatannya. Maka Allah SWT berfirman : Mereka membunuhnya,
lalu mereka menyesal (QS 26:157) Eksistensi masyarakat berimplikasi eksistensi
masalah masyarakat (social problem), Karen itu tidak mungkin akan memecahkan
masalah masyarakat dengan memecahkan permasalahan individual. (Jalaluddin
Rahmat, Rekayasa Sosial , hlm viii)
Bukti
bahwa keberadaan kumpulan individi-individu tidak otomatis merubah masyarakat,
bisa dilihat dari banyaknya pemuda-pemuda Islam yang tinggal di masyrakat non
muslim seperti Eropa. Mereka meskipun banyak tetap tidak bisa merubah
masyarakat Eropa yang sekuler. Bahkan sebaliknya, banyak diantara mereka yang
justru dipengaruhi oleh kehidupan sekuler dari masyarakat Eropa.
Masyarakat
bukanlah semata-mata kumpulan individu-individu, sehingga kalau individu
tersebut baik otomatis masyarakat akan berubah. Sekelompok individu yang berkumpul
tidaklah lantas membentuk masyarakat. Limapuluh ribu orang yang berada di
stadion sepakbola tidaklah membentuk masyarakat (society) . Mereka baru bisa
disebut kerumunan atau dalam bahasa sosiologi disebut crowd (kerumunan) .
Sementara itu limapuluh ribu orang yang tinggal disebuah kota, bisa disebut
masyarakat. Berbeda halnya dengan crowd tadi , sekumpulan individu ini
melakukan interaksi bersama dan hubungan (relationship) yang didasarkan pada
pemikiran pemikiran dan perasaan yang sama. Interaksi ini kemudian diatur oleh
sebuah otoritas yang berwenang (berupa aturan-aturan yang diterapkan oleh
negara), yang juga didasarkan pada pemikiran yang sama. Dengan demikian
masyakat merupakan sekompok orang yang diikat bersama-sama oleh pemikiran dan
perasaan bersama tertentu (common though and sentiments) yang diatur oleh
seperangkat aturan oleh lembaga yang berwenang (seperti negara).
Karena
masyarakat bukanlah semata-mata kumpulan individu, tentunya masyarakat tidak
bisa diubah hanya dengan merubah individu-individu tersebut. Namun haruslah ada
perubahan terhadap pemikiran, perasaan, berikut aturan-aturan bersama di
tengah-tengah masyarakat tersebut. Jika masyarakat diikat oleh pemikiran dan
perasaan bersama yang diatur oleh negara atau pemerintah, maka jika pemikiran
dan perasaan bersama itu berubah akan berubah pula masyarakat tersebut berikut
aturan-aturannya. Demikianlah yang dilakukan oleh Rosullah SAW ketika merubah
masyrakat sampai tegaknya Daulah Islam di Madinah.
Perubahan yang dilakukan Rosulullah
Melihat
dari kehidupan Rosulullah saw kita menemukan metode yang dia lakukan sesuai
dengan fakta masyarakat diatas. Rosulullah saw mulai dengan mengumpulkan orang
disekitarnya selama tiga tahun. Dia membimbing mereka di al Arqom secara
mendalam tentang Islam. Setelah masa tiga tahun tersebut Allah SWT
memerintahkan Rosulullah untuk terjun langsung ke masyarakat. Memasuki tahap
interaksi langsung secara terbuka di tengah masyarakat (Al Hijr-94)
Sejak
perintah ini turun Rosulullah SAW mulai menyerang ide-ide rusak yang berkembang
di tengah masyarakat pada waktu itu, seperti mengubur bayi wanita karena malu,
kecurangan dalam perdagangan, mengambil riba, membabibuta mengikuti keyakinan
para pendahulu mereka (nenek moyang ) dan banyak lagi. Adalah penting untuk
diperhatikan bahwa saat itu Rosullah mengubah ide-ide masyarakat yang rusak,
Rosulullah tidak melakukan aksi praktis secara langsung atau kekerasan
bersenjata. Apa yang dilakukan oleh Rosulullah adalah menyerang dan merubah
ide-ide mapan yang selama ini diyakini dan dipegang teguh oleh masyarakat.
Wajar kalau kemudian muncul perlawanan terhadap tindakan rosulullah ini
terutama oleh para pemimpin-pemimpin masayrakat pada waktu itu.
Pada masa 12 tahun
kenabiannya Rosulullah SAW mengirim Musab ibn Umair ke Madinah. Dia melakukan
perubahan ide-ide umum yang berkembang di Madinah menuju ide-ide Islam. Berbeda
dengan Mekkah, masyakat Madinah tidak anti Islam , mereka kemudian menerima
Islam. Masyakat Madinah bukanlah masyarakat yang sempurna semua, tidak semua
dari mereka memeluk Islam, disana juga terdapat Abdullah bin Ubay yang sangat
anti Islam. namun Islam bisa diterima sebagai pemikiran umum dan perasaan umum
di tengah masyarakat Madinah. Rosulullah kemudian hijrah ke Madinah menjadi
kepala negara di sana dengan menerapkan hukum-hukum Islam. Penerimaan
Rosulullah sebagai kepala negara setelah sebelumnya tokoh-tokoh masyarakat
(elit-elit politik) dari suku Auz dan Khazraj menerima Rosulullah dan
menyerahkan kekuasaan kepada Rosulullah. Jadi dengan merubah pemikiran umum dan
mengambil kekuasaan , Rosullah berhasil merubah masyarakat Madinah dengan
kepercayaan dan nilai-nilai Islam. Dalam perkembangannya kemudian juta-an orang
kemudian masuk Islam dan tunduk kepada sistem Islam.
Kesimpulannya,
merubah masyarakat tidak bisa dengan hanya mengubah individunya. Karena
masyarakat bukanlah sekedar kumpulan individu. Masyarakat terdiri dari
individu-individu yang diikat bersama oleh pemikiran umum tertentu yang
ditegakkan dan disebarluaskan oleh negara. Rosullah tidak melakukan perubahan
dari individu ke individu , atau menunggu seluruh individu berubah terlebih
dahulu, tapi Rosullah melakukan perubahan pemikiran dan perasaan di tengah
masyarakat yang kemudian ditegakkan dan dipelihara dengan kekuasaannya sebagai
kepala negara.
Catatan kaki:
(1)
Filsuf sosial Jerman Oswald Spengler, berpandangan bahwa setiap peradaban besar
menjalani peroses penahapan kelahiran, pertumbuhan dan keruntuhan.
(2)
Philip Kotler memberikan defenisi yang bagus tentang problem sosial, perubahan
sosial dan aksi sosial.
- Problem sosial
:kondisi tertentu dalam masyarakat yang dianggap tidak enak atau mengganggu
oleh sebagian anggota masyarakat dan dianggap dapat dikurangi atau dihilangkan
melalu upaya bersama (kolektif)
- Perubahan
sosial. Terjadinya perubahan bentuk dan fungsionalisasi kelompok. Lembaga, atau
tatanan sosial yang penting.
- Aksi sosial.
Tindakan kolektif untuk mengurangi atau mengatasi masalah sosial (lihat
Jalaluddin Rahmat , Rekayasa Sosial hlm. 82)
(3)
Bandingkan dengan pendapat yang menjelaskan situasi revolusi. Situasi revolusi
terjadi apabila:
- Pada sebuah polity muncul para penantang (oposisi
politik atau disiden) yang mengajukan klaim untuk menguasai pemerintahan. Pada
tahap ini muncul ideologi dan pemimpin revolusi. Biasanya pemimpin revolusi ini
terdiri dari para cendikiawan atau pemimpin kharismatis
- Para pemimpin revolusi memperoleh dukungan dari
sejumlah besar populasi, dalam bentuk perkataan, tindakan dan sumbangan sumber
daya.
- Pemerintah tidak lagi dapat menguasai para
penantang.(lihat Jalaluddin Rahmat , Rekayasa sosial hlm 210)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar