Rabu, 06 Maret 2013

Hijrah Rosulullah SAW dan Transformasi Sejarah Umat



Hijrah Rasul Dan Transformasi Sejarah Umat Islam
Adalah suatu hal yang tak dapat dipungkiri bahwa peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari ke Madinah, setelah selama 13 tahun menjalankan misi dakwahnya di Mekah, merupakan tonggak sejarah yang sangat menentukan dalam perjalanan sejarah peradaban Kaum Muslim dan umat manusia pada umumnya di masa kemudian. Hijrah yang dilakukan Rasulullah dan para pengikutnya bukan sekadar menunjukkan adanya perpindahan secara geografis, tetapi lebih dari itu memiliki tujuan strategis, dalam rangka meningkatkan spektrum dakwah Islam secara lebih luas.
Fase Mekah
Telah sama diketahui bahwa Nabi Muhammad Saw pada mulanya hanya berdakwah kepada keluarga dekatnya, untuk menyampaikan ajaran pokok Islam tentang tauhid. Baru tiga tahun kemudian, setelah pengikutnya bertambah banyak, Nabi mulai melakukan dakwah secara terbuka kepada lingkungan yang lebih luas. Pada masa itu masyarakat Arab secara umum masih sangat terbelakang dalam hampir semua segi kehidupan. Mereka tenggelam dalam pemujaan berhala dan terpecah belah dalam semangat kesukuan.
Dengan misi suci yang dibawanya, Nabi Saw berusaha menyadarkan dan membimbing masyarakatnya untuk mengikuti nilai-nilai kebenaran yang berasal dari Allah SWT. Kepada mereka diajarkan untuk beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan penyembahan berhala. Demikan pula dalam kehidupan keluarga dan sosial ditanamkan nilai-nilai yang jelas mengenai penghargaan terhadap kaum wanita dan perlakuan yang adil atas setiap orang.
Setelah melihat pengaruh seruan Rasulullah begitu kuat, dalam sebuah pertemuan rahasia, para pemuka Arab Quraisy bersepakat untuk membunuh Nabi Muhammad dengan mengumpulkan wakil dari masing-masing suku. Namun, berkat perlindungan Allah SWT, rencana busuk kaum kafir Quraisy itu akhirnya gagal dan Nabi Saw berhasil lolos keluar dari rumahnya untuk kemudian pergi menuju Madinah. Peristiwa itulah, yang terjadi pada tahun 622 M, dikenal sebagai “hijrah” yang menandai babak baru perjuangan Nabi Muhammad dalam menyebarkan misi Islam yang berbasis di kota Madinah.
Fase Madinah
Di Madinah secara perlahan Nabi mulai membangun kekuatan politik melalui kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya dengan warga Madinah, yang pada intinya untuk memberi kelonggaran baginya dalam merealisasikan ajaran Alquran. Untuk itu, secara internal, Nabi berupaya menguatkan ikatan kaum Muslim dengan cara mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar, dan juga menjalin perjanjian dengan orang-orang Yahudi dari Bani Quraidha, Nadir dan Qainuqa. Untuk mengatur hubungan sosial dan politik di antara suku-suku warga Madinah itu, Nabi mengeluarkan sebuah piagam yang disebut sebagai Piagam Madinah.
Dalam bidang keuangan, Nabi mendirikan lembaga baru yang disebut Baitul Mal. Melalui lembaga ini zakat serta kewajiban-kewajiban finansial kaum Muslim dan masyarakat pada umumnya dikumpulkan, untuk kemudian digunakan membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menghadapi serangan-serangan musuh, baik dari dalam maupun dari luar, Nabi membentuk suatu barisan pertahanan. Musuh pertama yang dihadapi oleh Nabi datang dari Yahudi yang tinggal di Madinah. Mereka memandang kehadiran Nabi sebagai ancaman terhadap kepentingan mereka. Musuh lain, yang jauh lebih berbahaya adalah kaum kafir Quraisy. Peperangan yang kemudian dihadapi oleh Nabi dan kaum Muslim antara lain perang Badr, Uhud, Ahzab, Khaibar, dan Hunain. Nabi juga menghadapi pemberontakan orang-orang Yahudi.
Pemberontakan pertama terjadi pada tahun kedua Hijrah, sepulangnya dari perang Badr. Penyebabnya, suku Banu Qainuqa membunuh seorang pria Muslim. Tindakan ini merupakan pelanggaran atas perjanjian yang telah mereka buat dengan Nabi. Setelah menghadapi beberapa peperangan, pemberontakan, dan pelbagai peristiwa lainnya, akhirnya Nabi berhasil mencapai puncak kemenangannya. Pada tahun kedelapan Hijrah, ia berhasil masuk kembali ke Mekah. Nabi berhasil menaklukkan Mekah dan penduduknya tanpa menumpahkan darah. Peristiwa ini, kemudian disebut sebagai Fathul Makkah.
Peristiwa hijrah merupakan tonggak sejarah yang sangat menentukan dalam perjalanan risalah ilahiah yang dibawa oleh Nabi, dan pada akhirnya  mengubah masyarakat yang tadinya dikenal sebagai jahiliah menjadi masyarakat yang beradab. Setelah pembukaan kota Mekah, Islam kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia dan berhasil meciptakan gerakan ilmiah dan kekuatan politik di Barat dan Timur.
(Disarikan dari berbagai sumber oleh: Khairul Warisin, S.Pd.I)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar